Dilahirkan pada sebuah keluarga yang religius sangat mempengaruhi saya dalam cara pandang menghadapi kehidupan ini. Lingkungan pesantren ikut mewarnai perjalanan kehiduapan ketika saya masih kanak-kanak. Pengenalan sang maha pencipta dalam masa kecil saya begitu besar pengaruhnya terhadap perkembangan hidup saya. Pelajaran bagaimana Allah adalah zat yang maha mengetahui , maha melihat dan maha kuasa atas apa yang terjadi dalam kehidupan manusia sehingga apapun dalam kondisi apapun dan dalam waktu kapanpun Allah maha melihat mengetahui dan maha kuasa atas apapun yang terjadi. Satu cerita menarik ketika ustadz saya pernah bercerita tentang seorang kyai dengan 4 orang muridnya ceritanya begini. Pak kyai memberikan 4 orang muridnya masing- masing seekor burung dan sebilah pisau kemudian Pak kyai memerintahkan murid-muridnya tersebut untuk menyembelih burung tersebut dengan syarat tidak boleh diketahui oleh siapapun, setelah semua muridnya memahami maka masing- masing muridnya berlari mencari tempat yang tidak diketahui oleh siapapun dan menyembelihnya. Setelah 1 jam kemudian datanglah 3 orang murid ke kyainya dan berkata "kami sudah menyembelih burung yang diberikan kepada kami" . Kemudian Pak Kyai tanya satu persatu " kamu sembelih dimana " jawab salah satu muridnya " saya sembelih burung itu di dalam goa Pak Kyai jadi tidak ada seorangpun yang melihatnya " kemudian dua orang yang lain menjawab dengan hal yang sama meskipun tempatnya berbeda tetapi intinya mereka yakin tak ada seorangpun yang melihatnya. Setelah menyadari satu orang muridnya yang belum kembali lalu Pak Kyai dan ketiga muridnya menunggu hingga larut kepulangan satu muridnya hingga menjelang tengah malam baru satu murid yang ditunggu datang dengan membawa pisau dan burung yang masih hidup. Lantas Pak Kyaipun bertanya kepada muridnya " kenapa kamu baru pulang larut malam dan membawa burung itu dalam keadaan hidup " lalu sang murid menjawab " maafkan saya Pak Kyai perintah untuk menyembelih burung ini tidak bisa saya lakukan karena dimanapun tempatnya saya mau menyembelihnya Allah tetap saja melihatnya saya tak bisa menghindar dari kuasa Allah Pak kyai " . Pelajaran ini memberikan saya teladan bahwa potensi apapun yang kita miliki sekuat apapun kita berusaha dan sehebat apapun kita, bahwa dalam keberhasilan hidup kita ada campur tangan Allah yang menyebabkan apapun yang kita inginkan bisa kita raih. Selalu mengucapkan dan selalu melakukan tindakan syukur selalu melandasi setiap langkah dalam hidup saya.
Saya sangat menyadari semua yang saya alami selama saya berkarir di
marketing dalam bisnis perdagangan berjangka ini besar sekali campur tangan Allah yang saya rasakan. Banyak
kejadian diluar nalar yang saya alami
dan saya dapatkan karena kemurahan dariNya , saya telah diberikan seorang istri
yang tulus mendampingi hidup saya , rasanya tidak masuk akal seorang wanita mau
saya nikahi padahal saya tidak memiliki apapun dan malah memiliki hutang 500 jt
, satu hal yang langka bisa didapatkan di jaman sekarang ini. Rumah yang saya
dapatkan dalam kurun waktu 6 bulan seharga 370 juta dan Rumah baru saya seharga
3,3 milyar dalam kurun waktu 15 bulan , tanggungan hutang 500 juta , serta
biaya naik haji dan umrah untuk seluruh keluaga saya yang saya dapatkan hanya
dalam waktu yang singkat adalah satu mukjijat lain yang saya rasakan. Sesuatu
hal yang saya rasakan begitu besar campur tangan Allah dalam kehidupan saya dan
sudah menjadi kewajiabn buat saya untuk selalu bersyukur atas semua nikmat yang
diberikan Allah dalam kehidupan ini.
Dalam perjanan kehidupan saya berkaitan dengan sang maha pencipta
kembali saya mendapatkan masukan yang luar biasa yang terus terang sangat mempengaruhi
kehidupan saya. Atasan saya Pak Iriawan Widadi memberikan cerita yang sangat-
sangat mempengaruhi cara pandang dan langkah kehidupan saya yaitu ketika beliau
bercerita mengenai kisah antara nabi Musa
yang diperintahkan oleh Allah untuk belajar kepada nabi Khidir .
Sebenarnya cerita ini saya sudah baca saat waktu kanak- kanak tapi saya jauh
lebih mengerti makna yang terkandung didalamnya bagaimana seharusnya saya
menjalani kehidupan ini dalam kaitan dan hubungannya dengan Allah SWT.
Ceritanya kurang lebih begini : Pada suaru ketika Nabi Musa diperintahkan oleh
Allah untuk belajar kepada Nabi Khidir setelah mendapatkan perintah Allah SWT
Nabi musapun terheran-heran dalam hatinya dia mengatakan " Apa maksud
Allah menyuruh saya untuk belajar kepada Nabi Khidir , bukankah saya (Musa)
adalah pimpinan dari bani Israil, kaum yang oleh Allah diberikan kecerdasan
yang lebih dari pada kaum- kaum yang lain, lantas kenapa saya malah disuruh
belajar kepada Nabi Khidir ". Ditengah rasa penasaran itulah Allah mengatakan
" Hai Musa kamu bisa menemui Nabi khidir di sebuah tempat dimana disitu
ada batu yang memancarkan air dari batu itu " . Nabi Musapun berangkat
ditemani Nabi Yakup untuk mencari dimana tempat Nabi Khidir berada . Dalam
perjanannya mereka membawa ikan yang sudah mati dan ditempatkan pada sebuah
tempat yang terbuat dari bambu dan diikatkan di pinggang Nabi Yakup. Pada suatu
ketika saatnya waktu sholat maka merekapun mencari tempat untuk sholat dan
berwudlu , pada saat mereka mengambil air wudlu tiba- tba dari sebuah batu
memancarkan air dan mengenai ikan di pinggang Nabi yakup kemudian ikan tersebut
hidup dan loncat dari tempatnya sehingga lepas ke sungai. Setelah selesai
Shloat merekapun melanjutkan perjalanan, ditengah perjalanan Nabi Musa merasa
lapar dan meminta Nabi Yakup untuk membakar ikan yang dibawa tadi, akan tetapi
Nabi Yakup bercerita bahawa ikan yang
dibawa dari rumah sudah hilang loncat ke sungai saat ada batu yang memancarkan
air. Kemudian Nabi Musapun teringat bahwa distitulah tempat Nabi Khidir,
akhirnya merekapun kembali ketempat mereka sholat tadi dan menemui Nabi Khidir
di tempat tadi. Setelah bertemu dengan Nabi Khidir Nabi Musapun menyampaikan
maksudnya bahwa dia diperintahkan oleh Allah untuk belajar kepada Nabi Khidir,
walaupun dalam hati bertanya apa maksud diperintahkan untuk belajar pada Nabi
Khidir. Kemudian Nabi Khidirpun menyanggupi " Kamu boleh belajar sama saya
tapi dengan satu syarat apapun yang saya ajarkan nanti, kamu tidak boleh
bertanya apapun tentang apa yang saya ajarkan " kemudian Nabi Musa
menjawab " baik Nabi Khidir ". Kemudian mereka berjalan di sebuah
pantai dan tiba-tiba dengan pedangnya Nabi Khidir melubangi hampir keseluruhan
sebuah kapal yang akan berlayar yang sudah terisi penumpang. Melihat hal
tersebut Nabi Musapun melanggar janjinya untuk tidak bertanya" Ya Nabi
Khidir , kenpa kamu lubangi kapal itu bukankah kapal itu sudah mau berlayar
kalau kamu lubangi kapal itu maka kapal itu tidak akan bisa berlayar " .
Kemudian dengan nada tinggi Nabi Khidir menjawab " Bukankah sudah saya
bilang jangan pernah bertanya apapun yang saya ajarkan ", kemudian Nabi
Musapun terdiam . Kejadian ini menggambarkan bahwa setiap manusia didunia ini
lebih mengandalkan logika berfikir dalam menjalani kehidupannya, banyak orang
yang memaknai keberhasilan yang selama ini diraih adalah hasil kerja keras dan
buah fikiran dia . Seperti Nabi Musa saat kejadian ini hanya mengandalkan
logika dalam menyikapi kehidupan ini.
Kemudian merekapun melanjutkan perjalanan dan ditengah jalan merekapun
bertemu dengan seorang anak berumur 12 tahun, kemudian dengan pedangnya Nabi
Khidir menusukkan pedang tersebut tepat ke jantung anak tersebut hingga
meninggal. Dalam kebingungannya Nabi Musa kembali melanggar janjinya untuk
tidak bertanya " Wahai Nabi Khidir kenapa kamu bunuh anak kecil ini, kalau
kamu membunuhnya maka kamu akan mendapatkan hukuman yang sama seperti apa yang
kamu lakukan sekarang ini " , kembali Nabi Khidir bilang ke pada nabi Musa
" Hai Musa bukankah aku melarang kamu untuk bertanya " nabi musapun
terdiam. Dalam pelajaran ini Nabi Musa dengan kepandaian otaknya menyikapi
kehidupan ini hanya dari sisi hukumya . Begitupun kehidupan dinegara kita ini
hukum dimana- mana sudah diperjual belikan, hukum bukan lagi hal yang ditakuti
oleh orang- orang berduit, buat mereka yang berduit hukum dunia gampang untuk
dibeli.
Perjalanan selanjutnya mereka menuju
sebuah kerajaan dan menemukan sebuah tembok sebuah benteng kerajaan yang
terlihat miring dan mau roboh. Kemudian dengan cepat Nabi Khidir memperbaiki
tembok tersebut hingga selesai dan berdiri kokoh kembali. Setelah selesai Nabi
Khidir mengajak nabi Musa kembali ketempat semula mereka ketemu. Dengan
keheranannya Nabi Musa bertanya "
Wahai Nabi Khidir bukankah barusan kita sudah memperbaiki tembok kerajaan ini ,
mari kita singgah menemui sang raja untuk meminta imbalan atas apa yang kita
sudah lakukan". Kemudian sekali lagi Nabi Khidir mengingatkan untuk tidak
kembali bertanya dan mengajak pulang ke tempat Nabi Khidir . Sekali lagi Nabi
Musa berfikir dengan logikanya tentang prinsip ekonomi dalam menolong orang ,
yaitu kalau kita melakukan sesuatu harus ada imbalanya . Kehidupan manusia saat
ini setiap apa yang kita lakuakan selalu kita meminta balasan, kita tidak
benar- benar ikhlas dalam menjalankannya.
Sesampainya di tempat tinggal Nabi Khidir merekapun berbincang-bincang
tentang apa-apa yang sudah diajarkan oleh Nabi Khidir. Nabi Khidir adalah Nabi
yang oleh Allah diberi mukjizat yang bisa melihat masa depan. Kemudian Nabi
Khidir bertanya kepada nabi Musa " Wahai Musa taukah kamu kenapa saya
lubangi kapal yang mau berlayar tadi, perlu kamu ketahui saya lubangi kapal
tersebut supaya kapal tersebut tidak jadi berangkat berlayar karena ditengah
lautan sana sudah ditunggu para bajak laut yang akan merampas harta benda
mereka dan membunuh semua yang ada dikapal, makanya aku lubangi kapal tadi
" , Nabi Musapun baru mengerti apa maksud kenapa nabi Khidir melubangi
kapal tersebut. Kemudian Nabi Khidir kembali berkata " Tahukah kamu Musa
kenapa anak umur 12 tahun tadi saya bunuh , karena ketika kelak dia besar, dia
akan jadi orang yang murtads dan jadi seorang perampok , pembunuh dan pemerkosa
yang akan meresahkan masyarakat, makanya sebelum anak itu murtads dan jadi
pengacau masyarakat maka aku bunuh anak tersebut", sekali lagi Nabi Musa
baru mengerti apa maksud dibunuhnya anak tersebut. Kemudian Nabi Khidir
melanjutkan penjelasannya" tahukah kamu Musa kenapa aku melarang kamu
untuk meminta imbalan kepada raja , karena dibalik tembok benteng tadi ada
rumah-rumah penampungan anak yatim yang jikalau tembok itu roboh maka akan
menimpa perumahan anak yatim tersebut " , kembali Nabi Musa mengerti
kenapa tidak boleh meminta imbalan kepada raja .
Dari cerita ini bahwa dalam menyikapi kehidupan ini saya bisa belajar bahwa manusia harus selalu
belajar dan belajar untuk lebih baik, Nabi Musa yang dikaruniai kecerdasan yang
tinggi oleh Allah disuruh belajar kepada Nabi Khidir, hal ini dimaksudkan oleh
Allah bahwa nabi musa adalah manusia biasa yang meskipun dikarunia otak yang
cerdas tetapi juga harus belajar kepada orang lain. Lantas kenapa saya ,
anda yang pasti tidak secerdas dan sepandai Nabi Musa
malas untuk belajar atau bahkan tidak mau untuk belajar supaya lebih baik, apa saya ,anda semua ini dibandingkan Nabi
Musa . Dari sini saya amat begitu sadar bahwa saya harus selalu belajar dan
belajar untuk lebih baik kepada siapapun baik orang yang lebih tua maupun yang
lebih muda dari saya. Dalam menyikapi kehidupan ini kebanyakan orang hanya
menggunakan 3 hal dalam menjalani kehidupannya dan menyikapi hasilnya dengan 3
hal pula , yaitu yang pertama orang menyikapi dan menjalankan kehidupan ini
hanya memakai logika berfikir, seperti Nabi Musa menyikapi ketika Nabi Khidir melubangi kapal sehingga
kecenderungan menyalahkan apa yang dilakukan oleh Nabi Khidir, karena Nabi Musa
hanya melihat keadaan saat itu. Dalam kehidupan ini banyak orang yang memakai
hanya logika dalam melakukan segala hal, kadang kita sudah seolah-olah tahu
hasil apa yang akan kita dapatkan dari pekerjaan itu walaupun sebenarnya
pekerjaan itu belum kita lakukan , kita seperti menjadi Tuhan sehingga banyak
orang yang tidak banyak berbuat dalam hidupnya karena sebelum berbuat dia sudah
menghakimi hasil apa yang akan dia peroleh. Yang kedua orang dalam hidupnya
memakai landasan hukum dalam menyikapi kehidupannya . Banyak orang yang
menghakimi segala sesuatu yang terjadi hanya atas kejadian saat itu tanpa
melihat jauh ke depan. Banyak kejadian kekacauan ataupun tindakan yang tidak
layak karena orang merasa dirinya paling benar menurut pemahaman hukum orang
tersebut. Orang merasa bahwa Allah tidak adil kenapa di lahirkan dalam keadaan
miskin, kenapa dilahirkan cacat kenapa dilahirkan jadi laki-laki dan masih
banyak ketidak puasan akan hukum Allah yang sudah ditetapkan kepada
masing-masing orang tersebut. Yang ketiga adalah kecenderungan manusia hanya
menggunakan hukum ekonomi apa yang dia
kerjakan harus mendapat imbalan, kecenderungan orang tidak benar benar
ihklas dalam menjalankan kehidupan ini dan ihklas untuk saling berbagi satu
sama lain demi kebaikan semua tetapi memperhitungkan apa yang dilakukan harus
mendapat imbalan yang sesuai atau kalaupun perlu mendapatkan lebih dari apa
yang dia lakukan. Contoh nyata banyak orang malas bekerja tetapi ingin
mendapatkan penghasilan yang besar. Banyak orang hanya menggunakan motif dasar
ketiganya yaitu motif logika , hukum dan
ekonomi dalam menjalankan kehidupan ini , setiap orang lupa bahawa ada faktor
lain yang sangat menentukan dalam kehidupan setiap orang dan dari cerita Nabi
Khidir dan Nabi Musa itu saya diwajibkan
untuk selalu berfikiran positif terhadap ketentuan Allah kedepan, tidak boleh
menyikapi segala sesuatu yeng terjadi pada saat itu saja tetapi ada maksud
Allah yang lebih baik dihari depan jika saya berfikiran positif dan melakukannya
dengan hal- hal yang positif. Dari cerita ini juga saya diajarkan untuk selalu
ihklas dalam menjalankan kehidupan ini karena maksud Allah jauh lebih baik
kedepannya, saya tidak boleh berputus asa dalam melakukan segala hal. Saya
tidak boleh menghakimi sesuatu itu benar atau salah, jahat atau tidak karena
hak untuk menghakimi atas segala sesuatu adalah hak Allah. Seperti ketika Nabi
Khidir bertanya kepada Nabi Musa " Wahai Musa , saat ibu kamu menghanyutkan
kamu di sungai nil ketika saat kamu bayi , menurut kamu jahatkah ibu kamu saat
itu? " kemudian Nabi Musa menjawab " ya , pasti saya berfikir ibu aku
jahat saat itu karena membuangku di sungai Nil, tetapi saat ini saya menyadari
bahwa tindakan ibuku saat itu tidak jahat karena kalau tidak di buang ke sungai
Nil mungkin saat ini aku sudah mati dibunuh tentara Firaun. Dari sini saya
belajar saya tidak boleh berputus asa apapun yang terjadi dan bagaimanapun
keadaan saya, karena saya tidak akan pernah tahu apa maksud Allah dari segala
sesuatu yang saya alami selama ini. Setiap kejadian yang saya alami , baik saat
berhutang 500 juta , saat saya harus mewujudkan apa yang ingin saya capai dalam
kehidupan ini, saya hanya ihklas
menjalankannya, saya hanya niatkan semua itu sebagai ibadah, seberat apapun dan
sebesar apapun persoalan hidup yang saya alami, saya hanya menyandarkan kepada
zat yang maha kuasa karena saya begitu yakin bila saya ihklas menjalankanya
serta terus berprasangka baik kepada ketetapan Allah kedepan serta menjalankanya
sebagai ibadah pertolongan Allah pasti akan datang. Semua yang saya alami dan
semua yang terjadi dan apa-apa yang dititipkan kepada saya saat ini, saya
begitu menyadari bahwa semata- mata bukan hanya karena usaha keras saya , teman
teman saya saja tetapi begitu besar campur tangan Allah SWT. Faktor " X
" yang sangat menentukan tetapi mudah dilupakan semua orang karena
kesombongan dan kecongkakan bahwa semua adalah hasil dari kerja keras pribadi
bukan atas rahmat sang faktor
"X" , sang penentu Allah SWT.