Setiap manusia akan mengalami tiga fase dalam kehidupannya , fase ini biasanya ditentukan oleh perkembangan otak dan pertambahan umur masing-masing individu. Setiap fase yang dialami manusia memiliki pengaruh bagaimana setiap manusia bersikap, berperilaku dan manusia berfikir . Cara setiap manusia bersikap, berperilaku dan berfikir ini sebenarnya yang paling menentukan apakah seseorang itu berhasil atau gagal dalam hidupnya. Kebiasaan manusia yang pada umumnya tiga fase itu bisa dikelompokkan berdasar umurnya yaitu Fase ketika manusia mempunyai keinginan untuk diakui keberadaanya atau saya sebut saja " Siapa Aku " , fase ini pada umumnya terejadi pada manusia umur antara nol sampai 30 tahun. Pada fase ini setiap manusia ingin diakui dan diperhatikan keberadaannya, pada fase ini setiap manusia akan menunjukkan eksistensinya, bahwa dirinya ada dan harus diakui , berbagai macam cara setiap manusia ingin diakui keberadaan serta eksistensinya, ada dengan cara yang positif dan ada yang menggunakan cara yang negatif. Pada intinya pada fase ini setiap manusia ingin mencari jati diri , siapa sebenarnya dirinya sehingga sikap individualisnya begitu tinggi. Fase yang kedua adalah fase dimana manusia sudah memikirkan untuk seberapa kuat pengaruh atas jati dirinya untuk orang lain, fase ini saya sebut " Siapa Kamu ", fase ini pada umumnya terjadi pada manusia umur antara 30 sampai 60 tahun. Fase ini setiap manusia berusaha akan mengukur tingkat pengaruhnya terhadap sesamanya seberapa kuat dirinya terhadap sesamanya dan seberapa kuat eksistensinya bagi sesamanya. Pada fase ini kecenderungan akan membentuk pilihan kehidupan setiap manusia, pada fase ini manusia akan menjadi kepribadian yang hebat, baik dan mempunyai manfaat bagi sesamanya , atau justru sebaliknya jadi pribadi yang lemah, jahat dan tidak memiliki nilai manfaat bagi setiap sesamanya. Pada fase ini, orang akan menjadi jaya dan bermartabat atau bahkan ada yang terpuruk dan menjadi pecundang. Fase yang ketiga adalah fase dimana manusia begitu menyadari akan manfaat dirinya buat sesamanya dan sudah seberapa besar dirinya telah mengabdi kepada kepentingan sesamanya , fase ini saya sebut fase " Siapa Saja ", pada umunya fase ini terjadi saat umur 60 tahun keatas. Pada fase ini manusia mengalami fase kesadaran ke-Tuhanan yang tinggi , kesadaran akan umur yang sudah tidak lama lagi untuk meninggal sehingga pada fase ini manusia akan berusaha menjadi manusia religius dan mempunyai manfaat bagi setiap manusia yang ada. Sehingga manusia akan berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dan mempunyai banyak manfaat bagi sesama manusia. Tapi pertanyaannya apakah setiap manusia akan mencapai umur diatas 60 tahun tersebut ? ,WaAllahu a'lam hanya Allah yang tahu.
Sebagai seorang pribadi yang normal sayapun mengalami fase-fase kehidupan
diatas fase dimana saya ingin mendapatkan pengakuan fase dimana eksistensi saya
diakui oleh banyak orang. Keinginan begitu kuat hasil didikan orang tua saya
bahwa hidup ini kalau mau terkenal dan diakui eksistensi saya hanya dua
pilihannya yaitu menjadi yang terjelek
atau menjadi yang terbaik, karena yang ter itulah yang akan diakui
eksistensinya, cuma bedanya untuk menjadi yang terjelek tidak memerlukan proses
yang panjang dan sulit tetapi untuk menjadi yang terbaik memerlukan proses yang
panjang, rumit , penuh halangan dan rintangan, kerja keras, keyakinan yang kuat
serta menyerahkan hasilnya sepenuhnya kepada Allah SWT. Setiap manusia pada
dasarnya dilahirkan dalam keadaan yang suci, baik sehingga dari dalam hati yang paling dalam
setiap manusia akan memilih cara yang terbaik untuk mendapatkan pengakuan
eksistensinya, begitu juga saya , diri saya selalu terpacu untuk menjadi yang
terbaik terhebat dalam apapun dimanapun dan kapanpun serta dalam karya apapun.
Sejak mulai dari bangku sekolah dasar sampai dengan SMA saya selalu bertekat untuk menjadi yang
terbaik dalam setiap semester Indeks Prestasi saya selalu pada urutan tiga
besar dan yang paling sering selalu mendapat peringkat nomor satu. Juara kelas
adalah satu kebiasaan saat saya disekolah baik SD,SMP, maupun SMA. Nilai
Ebtanas Murni saya saat SD mencapai peringkat tertinggi satu sekolah, ketika
saya SMP Nilai Ebtanas Murni saya bahkan mencapai teertinggi se Kabupaten dan
juara ke dua Nilai Ebtanas Murni saya ketika SMA. Sampai dengan kuliahpun saya
selalu berkomitmen untuk tetap menjadi yang terbaik. Satu komitmen yang kuat
pada setiap langkah saya untuk selalu ingin menjadi yang terbaik.
Penggalan ayat kedua yaitu " Sesungguhnya manusia dalam keadaan
merugi " ayat ini begitu menampar saya bahwa sebenarnya selama ini saya
kurang menghargai waktu dan lebih menggunakannya dalam hal- hal yang justru
tidak memiliki manfaat buat kehidupan saya, terlalu banyak bermain, banyak
hura- hura dan tidak bertanggung jawab terhadap waktu yang sudah diberikan
dalam kehidupan saya. Saya lupa akan makna dan arti tujuan kehidupan saya. Saya
lupa bahwa saya hidup dimasa akan datang dan saya lupa bahwa saya ternyata
belum mempunyai apa-apa dalam mempersiapkannya. Saya benar- benar merasakan
orang yang paling merugi dalam kehidupan ini, orang yang hanya membiarkan waktu
berlalu tanpa makna. Pada ayat ketiga saya baru mengerti bagaimana seharusnya
saya mengisi serta mensyukuri karunia waktu, dalam ayat yang ketiga diterangkan
siapa orang-orang yang tidak merugi dalam hidupnya yaitu " Orang-orang
yang ber-Iman dan beramal Sholeh " . Menurut saya keimanan sangat
berkaitan dengan keyakinan, keyakinan akan Allah dan seluruh alam semesta
ciptaannya, keyakinan yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya
untuk menjadikan kenyataan impian-impian yang akan
dicapai dalam kehidupannya. Jadi dalam setiap langkah apakah kaitan hubungan
kita dengan Allah ataupun kaitan bagaimana kita merencanakan masa depan saya ,
maka keyakinanlah inti supaya kita tidak menyia-nyiakan waktu dengan percuma ,
keyakinan selalu menjadikan saya hidup dan terus berkreasi sebelum tujuan dalam
hidup saya tercapai dan waktu yang diberikan Allah tiba, saya begitu percaya
dengan keyakinan segalanya akan mudah, segalanya akan gampang dan dengan keyakinan
semua yang menjadi tujuan dalam hidup saya pasti bisa saya wujudkan tentunya
dengan ridho dari Allah SWT. Beramal sholeh dalam artian berbuat kebaikan
adalah bagaimana cara saya harus mengisi dan mensyukuri nikmat waktu , tentunya
beramal sholeh dalam artian yang luas bahwa saya harus selalu berbuat baik
kepada siapapun kapanpun dan dimanapun. Pertanyaan yang saat itu muncul adalah
apakah saya sudah berbuat baik terhadap keluarga saya ? , padahal ini adalah
lingkungan yang paling kecil dalam kehidupan saya , betapa naifnya ternyata
dalam sekala kecilpun saya masih belum menjadi orang yang baik, saya belum bisa
berikan apapun apabila Allah saat itu memanggil saya , perasaan saya berkecamuk
bagaimana nasib mereka , bagaimana kehidupan mereka selanjutnya yang bisa saya
lakukan hanyalah menangisi selang waktu yang sudah saya lalui selama ini tanpa
ada sesuatu yang saya hasilkan untuk ditinggalkan kepada keluarga kecil saya.
Bermula dari sinilah saya begitu bertekat dalam kehidupan saya, tidak
akan pernah saya akan menyerah dan tidak akan saya biarkan waktu saya berlalu
begitu saja, karena ternyata waktu itu justru anugrah yang paling mahal
harganya tapi sayangnya tidak semua orang menyadarinya. Setiap hari saya isi
waktu saya untuk mewujudkan semua yang menjadi impian saya , apa yang menjadi
tujuan saya dan apa yang menjadi tanggung jawab saya. Banyak hal pengalaman
serta anugrah yang luar biasa yang saya dapatkan ketika saya berfikir bagaimana
saya mengisi waktu saya dengan keyakinan dan hal-hal untuk berbuat yang
terbaik, dua tahun kemudian saat saya berumur 28 tahun saya sudah memiliki apa
yang orang inginkan, rumah, 2 buah mobil, proteksi asuransi seluruh keluarga
saya serta sedikit deposito untuk membiayai kehidupan kami kelak, hal yang saya
tidak dapatkan sebelumnya ketika tingkat kesadaran akan memanfaatkan waktu saya
belum sepenuhnya benar. Saya sadari setiap manusia diberikan oleh Allah waktu
yang sama dalam satu hari satu malam yaitu 24 jam tapi hanya orang-orang yang
bisa memanfaatkan waktu dengan kualitas yang baik yang akan mendapatkan yang
dia inginkan sesuatu tujuan awal hidupnya. Saya menemukan jati diri saya dari orang
yang bukan apa-apa menjadi orang yang bisa sedikit bangga atas apa yang saya
raih, disinilah " Siapa aku " dalam hidup saya saya dapatkan fase
dimana saya mendapatkan pengakuan atas apa yang saya lakukan, eksistensi saya
diakui banyak orang dan bisa menjadi inspirasi buat banyak orang dan saya capai
saat saya dibawah umur rata-rata yang dibutuhkan banyak orang untuk mendapatkan
fase "Siapa aku" yaitu umur 30 tahun.
Ketika saya mendapatkan fase Siapa Aku, saya merasa orang yang paling
sukses orang yang paling bahagia dan orang yang paling hebat dan g ada
seorangpun yang bisa lebih hebat dari saya. Ternyata dikemudian hari itulah
ujian paling berat buat setiap manusia yang melalui fase ini, fase " Siapa
Kamu " , fase dimana setiap manusia merasa dirinya paling hebat, paling
super dan orang lain bukanlah apa-apa, pada saat inilah sayapun mulai sombong
dan seolah semua itu karena hasil kerja keras saya dan karena kemampuan yang
saya miliki, sampai suatu saat saya tersadar ketika saya membaca buku tentang Eisntein
dalam bukunya dia bilang " Tanpa kita sadari sesungguhnya kita diciptakan
didunia ini untuk orang lain " . Saya terdiam sejenak dan mendalami arti
semua itu bahwa apa yang saya dapatkan apa yang saya peroleh dan adanya saya
diberikan kelebihan oleh Allah adalah bukan hanya untuk kita dan keluarga kita
saja tetapi juga untuk orang lain. Pemahaman bahwa Saya diciptakan untuk orang
lain semakin subur ketika pada 2008 saya dikirim ke Manado sebagai kepala
cabang, kondisi dimana saya biasa diawasi oleh atasan saya, berubah menjadi
sayalah pengawas dan pengambil kebijakan dalam kantor yang saya pimpin, banyak
orang sukses ketika dia ada pengawasan dalam hidupnya tapi banyak orang gagal
setelah dia lepas dari pengawasan orang lain, dalam bahasa lain banyak orang
sukses ketika dia dipimpin tapi banyak Orang gagal ketika dia memimpin karena
yang gagal biasanya mengalami power sindrom. Sebuah sindrom yang membuat lupa
diri bahwa kekuasaan yang dimiliki harusnya membuat dia lebih rajin tetapi
malah membuat dirinya menjadi lupa karena merasa bebas dari pengawasan orang
lain sehingga dia berbuat semaunya sendiri. Saya patut bersyukur bahwa saya
telah menyadari sebelum saya berangkat untuk memimpin cabang manado, saya sadar
bahwa saya akan hebat kalau yang saya pimpin hebat dan saya akan berhasil kalau
yang saya pimpin berhasil. Fikiran saya saat itu adalah menjadikan " Siapa
Kamu" dalam artian saya staff-staff saya adalah bagian terpenting untuk
mencapai apa yang saya inginkan dalam kehidupan ini. Dalam perspektif saya cara
bagaimana memperbesar penghasilan saya adalah menjadikan seluruh staff saya
berpenghasilan besar. Sekali lagi saya berhasil melampaui fase siapa saja dalam
umur yang relatif muda 31 tahun.
Amanah yang tidak kalah penting adalah amanah bahwa saya diberikan
berbagai macam kelebihan baik fisik , otak , harta dan kemampuan adalah untuk
orang banyak, siapa saja dan dimana saja. Kesadaran itupun mucul ketika saya
menyaksikan televisi dalam acara ceramah pagi bersama KH. Yusuf Mansyur. Yang
waktu itu membahas MIracle of Giving, satu tema bahwa keajaiban memberi. Saya
teringat ,yang disamapaikan beliau waktu itu " barang siapa memberi satu kebaikan maka Allah
akan mambayar dengan sepuluh kebaikan " . Menurut beliau matematika
manusia dengan matematika Allah berbeda. Dalam uraiannya satu contoh apabila
seseorang berpenghasilan satu juta kalau dia belanjakan 100 ribu untuk kebaikan
maka matematika manusia akan mengatakan sisa uangnya adalah 900 ribu , tetapi
dalam perspektif matematika Allah 100 ribu akan dibayar oleh Allah 10 kali
lipat sehingga akan dibayar oleh Allah menjadi 1 juta , sehingga hasil akhirnya
adalah uangnya akan berjumlah 1,9 juta ,
900 ribu sisa dari yang diambil 100 ribu dan satu juta bayaran dari Allah,
dahsyatnya ketika kita memberi. Tetapi dari lubuk hati yang paling dalam, saya
hanya ingin ihklas karena bentuk syukur
saya atas karunia yang diberikan semua kelebihan-kelebihan saya yang diberikan
Allah SWT. Saya hanya ingin kehidupan saya lebih berguna buat orang banyak dan
saya hanya ingin apa yang saya lakukan dapat bermanfaat buat orang banyak,
tidak perduli dia siapa , suku apa , tinggalnya dimana, saya tidak memandang
apakah dia jahat ataupun baik terhadap saya. Dalam keadaan seperti ini saya
lebih bisa menemukan ketenangan batin dan mendapatkan kebahagiaan yang
sesungguhnya. Alhamdulillah sampai saat ini saya diberi amanah 396 anak yatim
yang tersebar diberbagai daerah dan wilayah yang menjadi tanggung jawab saya
setiap bulannya, hal inilah yang membuat saya terus terpacu dalam bekerja dan
berkarya untuk mendapatkan penghasilan yang besar karena saya harus mempunyai
penghasilan yang besar untuk kelangsungan hidup mereka. Rasa capek , lelah
seakan hilang sirna saat melihat tawa-tawa mereka bisa menikmati kehidupan
mereka yang bisa mereka nikmati walaupun tidak bersama orang tua mereka. Sebuah
ucapan terima kasih dari pengasuh mereka seakan membuat menangis diri saya
haru, mensyukuri betapa nikmat Allah terhadap saya begitu besar diberi
kelebihan untuk bisa menyalurkan rejeki Allah kepada mereka melalui tangan
saya. Kalau saya bisa pasti anda bisa , semoga anda juga diberikan kelapangan
rejeki yang besar untuk bisa hidup menjadi penyambung rejeki Allah untuk mereka
yang membutuhkan. Semoga , amin ya rabb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar