Selasa, 26 Maret 2013

Siapa Aku Siapa Kamu Siapa Saja



    
   Setiap manusia akan mengalami tiga fase dalam kehidupannya , fase ini biasanya ditentukan oleh perkembangan otak dan pertambahan umur masing-masing individu. Setiap fase yang dialami manusia memiliki pengaruh bagaimana setiap manusia bersikap, berperilaku dan manusia berfikir . Cara setiap manusia bersikap, berperilaku dan berfikir ini sebenarnya yang paling menentukan apakah seseorang itu berhasil atau gagal dalam hidupnya. Kebiasaan manusia yang pada umumnya tiga fase itu bisa dikelompokkan berdasar umurnya yaitu Fase ketika manusia mempunyai keinginan untuk diakui keberadaanya atau saya sebut saja " Siapa Aku " , fase ini pada umumnya terejadi pada manusia umur antara nol sampai 30 tahun. Pada fase ini setiap manusia ingin diakui dan diperhatikan keberadaannya, pada fase ini setiap manusia akan menunjukkan eksistensinya, bahwa dirinya ada dan harus diakui , berbagai macam cara setiap manusia ingin diakui keberadaan serta eksistensinya, ada dengan cara yang positif dan ada yang menggunakan cara yang negatif. Pada intinya pada fase ini setiap manusia ingin mencari jati diri , siapa sebenarnya dirinya sehingga sikap individualisnya begitu tinggi. Fase yang kedua adalah fase dimana manusia sudah memikirkan untuk seberapa kuat pengaruh atas jati dirinya untuk orang lain, fase ini saya sebut " Siapa Kamu ", fase ini pada umumnya terjadi pada manusia umur antara 30 sampai 60 tahun. Fase ini setiap manusia berusaha akan mengukur tingkat pengaruhnya terhadap sesamanya seberapa kuat dirinya terhadap sesamanya dan seberapa kuat eksistensinya bagi sesamanya. Pada fase ini kecenderungan akan membentuk pilihan kehidupan setiap manusia, pada fase ini manusia akan menjadi kepribadian yang hebat, baik dan mempunyai manfaat bagi sesamanya , atau justru sebaliknya jadi pribadi yang lemah, jahat dan tidak memiliki nilai manfaat bagi setiap sesamanya. Pada fase ini, orang akan menjadi jaya dan bermartabat atau bahkan ada yang terpuruk dan menjadi pecundang. Fase yang ketiga adalah fase dimana manusia begitu menyadari akan manfaat dirinya buat sesamanya dan sudah seberapa besar dirinya telah mengabdi kepada kepentingan sesamanya , fase ini saya sebut fase " Siapa Saja ", pada umunya fase ini terjadi saat umur 60 tahun keatas. Pada fase ini manusia mengalami fase kesadaran ke-Tuhanan yang tinggi , kesadaran akan umur yang sudah tidak lama lagi untuk meninggal sehingga pada fase ini manusia akan berusaha menjadi manusia religius dan mempunyai manfaat bagi setiap manusia yang ada. Sehingga manusia akan berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dan mempunyai banyak manfaat bagi sesama manusia. Tapi pertanyaannya apakah setiap manusia akan mencapai umur diatas 60 tahun tersebut ? ,WaAllahu a'lam hanya Allah yang tahu.

    Sebagai seorang pribadi yang normal sayapun mengalami fase-fase kehidupan diatas fase dimana saya ingin mendapatkan pengakuan fase dimana eksistensi saya diakui oleh banyak orang. Keinginan begitu kuat hasil didikan orang tua saya bahwa hidup ini kalau mau terkenal dan diakui eksistensi saya hanya dua pilihannya  yaitu menjadi yang terjelek atau menjadi yang terbaik, karena yang ter itulah yang akan diakui eksistensinya, cuma bedanya untuk menjadi yang terjelek tidak memerlukan proses yang panjang dan sulit tetapi untuk menjadi yang terbaik memerlukan proses yang panjang, rumit , penuh halangan dan rintangan, kerja keras, keyakinan yang kuat serta menyerahkan hasilnya sepenuhnya kepada Allah SWT. Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan yang suci, baik  sehingga dari dalam hati yang paling dalam setiap manusia akan memilih cara yang terbaik untuk mendapatkan pengakuan eksistensinya, begitu juga saya , diri saya selalu terpacu untuk menjadi yang terbaik terhebat dalam apapun dimanapun dan kapanpun serta dalam karya apapun. Sejak mulai dari bangku sekolah dasar sampai dengan SMA  saya selalu bertekat untuk menjadi yang terbaik dalam setiap semester Indeks Prestasi saya selalu pada urutan tiga besar dan yang paling sering selalu mendapat peringkat nomor satu. Juara kelas adalah satu kebiasaan saat saya disekolah baik SD,SMP, maupun SMA. Nilai Ebtanas Murni saya saat SD mencapai peringkat tertinggi satu sekolah, ketika saya SMP Nilai Ebtanas Murni saya bahkan mencapai teertinggi se Kabupaten dan juara ke dua Nilai Ebtanas Murni saya ketika SMA. Sampai dengan kuliahpun saya selalu berkomitmen untuk tetap menjadi yang terbaik. Satu komitmen yang kuat pada setiap langkah saya untuk selalu ingin menjadi yang terbaik.


   
Menjadi yang terbaik dalam hidup saya adalah hal yang selalu saya ingin wujudkan, begitu juga dalam kehidupan pekerjaan saya dibidang marketing yang saya tekuni, saya sadar bahwa untuk menjadi yang terbaik saya  harus totalitas, tidak boleh setengah- setengah, ihklas , dan yang pasti saya harus rela berkorban baik waktu, tenaga maupun fikiran serta bekerja lebih keras dari apa yang orang lain kerjakan. satu rumus yang simple tapi tidak banyak orang yang melakukannya. Ada satu alasan kenapa dalam hidup saya selalu ingin menjadi yang terbaik dan kanapa saya harus melakukan hal yang terbaik saat itu juga. Pada suatu saat, waktu itu dibulan puasa saya mengikuti pengajian dan saat itu kebetulan membahas salah satu surat di Alquran yaitu surat Al-asr, tafsir surat ini begitu menyadarkan saya bahwa bagaimana kita mensyukuri nikmat Allah yang bernama waktu. Anugrah yang begitu luar biasa kalau semua orang memahaminya yang di berikan Allah secara gratis , saya , anda semua tidak perlu membayar untuk mendapatkan nikmat yang bernama waktu. Setiap manusia kecenderungan akan menghargai sesuatu yang dia dapatkan dengan usaha ataupun mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkannya padahal Allah menyediakan banyak hal yang gratis dan tidak memerlukan usaha untuk mendapatkannya seperti udara, waktu sinar matahari dsb, mungkin karena gratis itulah penghargaan kita manusia menjadi urutan yang paling bawah. Penggalan 3 ayat pertama surat itu membuat saya begitu tertegun dan seolah- olah saya begitu menyadari sayalah orang yang paling tidak bersyukur . Ayat pertama mengatakan " Demi Masa " pengertian ini begitu dalam bahwa setiap kita sesungguhnya diberikan masa yang berbeda beda dalam menjalani kehidupan ini, ada yang hanya 5 tahun , 20 tahun, 60 tahun atau bahkan ada yang 100 tahun masa yang diberikan Allah kepada setiap manusia , dan berapa lama masa yang diberikan Allah kepada saya hanya Allah sendiri yang mengetahuinya. Ketika itu saya teringat saat tadi pagi saya berkunjung kerumah tetangga saya yang baru meninggal, dia meninggalkan 2 orang anak kecil dan seorang istri yang tidak bekerja, tetapi saya yakin tetangga saya meninggalkan keluarganya dalam keadaan tersenyum karena dia meninggalkan klaim asuransi sebesar satu milyar untuk kelanjutan kehidupan keluarganya. Saat itu saya benar-benar menangis sejadi-jadinya saya ternyata belum memberikan proteksi apapun kepada keluarga saya dan saya belum bisa meninggalkan apapun saat itu untuk kelangsungan hidup keluarga saya, saya tidak bisa membayangkan ketika saat itu saya dipanggil Allah apa yang terjadi dalam kehidupan istri dan anak saya. Seandainya saat itu terjadi pada diri saya mungkin sayalah orang yang paling tidak bertanggung jawab didunia ini dan orang yang paling menyesal dalam kehidupan di dunia ini. Saat itu dalam fikiran saya hanya ada dua pilihan , saya mati dahulu sebelum saya berhasil memproteteksi keluarga saya ataukah saya berhasil memproteksi dan memberikan bekal kepada mereka apabila saatnya waktu itu tiba, itulah kesadaran saya yang hakiki bahwa saya harus memanfaatkan waktu yang ada saat itu dengan sebaik- baiknya, tidak menunda - nunda pekerjaan apalagi hanya sekedar beranggapan bahwa saya bisa kerjakan dilain waktu, saya begitu sadar belum tentu besok apakah saya masih bisa melihat matahari terbit kembali.

      Penggalan ayat kedua yaitu " Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi " ayat ini begitu menampar saya bahwa sebenarnya selama ini saya kurang menghargai waktu dan lebih menggunakannya dalam hal- hal yang justru tidak memiliki manfaat buat kehidupan saya, terlalu banyak bermain, banyak hura- hura dan tidak bertanggung jawab terhadap waktu yang sudah diberikan dalam kehidupan saya. Saya lupa akan makna dan arti tujuan kehidupan saya. Saya lupa bahwa saya hidup dimasa akan datang dan saya lupa bahwa saya ternyata belum mempunyai apa-apa dalam mempersiapkannya. Saya benar- benar merasakan orang yang paling merugi dalam kehidupan ini, orang yang hanya membiarkan waktu berlalu tanpa makna. Pada ayat ketiga saya baru mengerti bagaimana seharusnya saya mengisi serta mensyukuri karunia waktu, dalam ayat yang ketiga diterangkan siapa orang-orang yang tidak merugi dalam hidupnya yaitu " Orang-orang yang ber-Iman dan beramal Sholeh " . Menurut saya keimanan sangat berkaitan dengan keyakinan, keyakinan akan Allah dan seluruh alam semesta ciptaannya, keyakinan yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya untuk menjadikan kenyataan impian-impian yang akan dicapai dalam kehidupannya. Jadi dalam setiap langkah apakah kaitan hubungan kita dengan Allah ataupun kaitan bagaimana kita merencanakan masa depan saya , maka keyakinanlah inti supaya kita tidak menyia-nyiakan waktu dengan percuma , keyakinan selalu menjadikan saya hidup dan terus berkreasi sebelum tujuan dalam hidup saya tercapai dan waktu yang diberikan Allah tiba, saya begitu percaya dengan keyakinan segalanya akan mudah, segalanya akan gampang dan dengan keyakinan semua yang menjadi tujuan dalam hidup saya pasti bisa saya wujudkan tentunya dengan ridho dari Allah SWT. Beramal sholeh dalam artian berbuat kebaikan adalah bagaimana cara saya harus mengisi dan mensyukuri nikmat waktu , tentunya beramal sholeh dalam artian yang luas bahwa saya harus selalu berbuat baik kepada siapapun kapanpun dan dimanapun. Pertanyaan yang saat itu muncul adalah apakah saya sudah berbuat baik terhadap keluarga saya ? , padahal ini adalah lingkungan yang paling kecil dalam kehidupan saya , betapa naifnya ternyata dalam sekala kecilpun saya masih belum menjadi orang yang baik, saya belum bisa berikan apapun apabila Allah saat itu memanggil saya , perasaan saya berkecamuk bagaimana nasib mereka , bagaimana kehidupan mereka selanjutnya yang bisa saya lakukan hanyalah menangisi selang waktu yang sudah saya lalui selama ini tanpa ada sesuatu yang saya hasilkan untuk ditinggalkan kepada keluarga kecil saya.


    Bermula dari sinilah saya begitu bertekat dalam kehidupan saya, tidak akan pernah saya akan menyerah dan tidak akan saya biarkan waktu saya berlalu begitu saja, karena ternyata waktu itu justru anugrah yang paling mahal harganya tapi sayangnya tidak semua orang menyadarinya. Setiap hari saya isi waktu saya untuk mewujudkan semua yang menjadi impian saya , apa yang menjadi tujuan saya dan apa yang menjadi tanggung jawab saya. Banyak hal pengalaman serta anugrah yang luar biasa yang saya dapatkan ketika saya berfikir bagaimana saya mengisi waktu saya dengan keyakinan dan hal-hal untuk berbuat yang terbaik, dua tahun kemudian saat saya berumur 28 tahun saya sudah memiliki apa yang orang inginkan, rumah, 2 buah mobil, proteksi asuransi seluruh keluarga saya serta sedikit deposito untuk membiayai kehidupan kami kelak, hal yang saya tidak dapatkan sebelumnya ketika tingkat kesadaran akan memanfaatkan waktu saya belum sepenuhnya benar. Saya sadari setiap manusia diberikan oleh Allah waktu yang sama dalam satu hari satu malam yaitu 24 jam tapi hanya orang-orang yang bisa memanfaatkan waktu dengan kualitas yang baik yang akan mendapatkan yang dia inginkan sesuatu tujuan awal hidupnya. Saya menemukan jati diri saya dari orang yang bukan apa-apa menjadi orang yang bisa sedikit bangga atas apa yang saya raih, disinilah " Siapa aku " dalam hidup saya saya dapatkan fase dimana saya mendapatkan pengakuan atas apa yang saya lakukan, eksistensi saya diakui banyak orang dan bisa menjadi inspirasi buat banyak orang dan saya capai saat saya dibawah umur rata-rata yang dibutuhkan banyak orang untuk mendapatkan fase "Siapa aku" yaitu umur 30 tahun.

   Ketika saya mendapatkan fase Siapa Aku, saya merasa orang yang paling sukses orang yang paling bahagia dan orang yang paling hebat dan g ada seorangpun yang bisa lebih hebat dari saya. Ternyata dikemudian hari itulah ujian paling berat buat setiap manusia yang melalui fase ini, fase " Siapa Kamu " , fase dimana setiap manusia merasa dirinya paling hebat, paling super dan orang lain bukanlah apa-apa, pada saat inilah sayapun mulai sombong dan seolah semua itu karena hasil kerja keras saya dan karena kemampuan yang saya miliki, sampai suatu saat saya tersadar ketika saya membaca buku tentang Eisntein dalam bukunya dia bilang " Tanpa kita sadari sesungguhnya kita diciptakan didunia ini untuk orang lain " . Saya terdiam sejenak dan mendalami arti semua itu bahwa apa yang saya dapatkan apa yang saya peroleh dan adanya saya diberikan kelebihan oleh Allah adalah bukan hanya untuk kita dan keluarga kita saja tetapi juga untuk orang lain. Pemahaman bahwa Saya diciptakan untuk orang lain semakin subur ketika pada 2008 saya dikirim ke Manado sebagai kepala cabang, kondisi dimana saya biasa diawasi oleh atasan saya, berubah menjadi sayalah pengawas dan pengambil kebijakan dalam kantor yang saya pimpin, banyak orang sukses ketika dia ada pengawasan dalam hidupnya tapi banyak orang gagal setelah dia lepas dari pengawasan orang lain, dalam bahasa lain banyak orang sukses ketika dia dipimpin tapi banyak Orang gagal ketika dia memimpin karena yang gagal biasanya mengalami power sindrom. Sebuah sindrom yang membuat lupa diri bahwa kekuasaan yang dimiliki harusnya membuat dia lebih rajin tetapi malah membuat dirinya menjadi lupa karena merasa bebas dari pengawasan orang lain sehingga dia berbuat semaunya sendiri. Saya patut bersyukur bahwa saya telah menyadari sebelum saya berangkat untuk memimpin cabang manado, saya sadar bahwa saya akan hebat kalau yang saya pimpin hebat dan saya akan berhasil kalau yang saya pimpin berhasil. Fikiran saya saat itu adalah menjadikan " Siapa Kamu" dalam artian saya staff-staff saya adalah bagian terpenting untuk mencapai apa yang saya inginkan dalam kehidupan ini. Dalam perspektif saya cara bagaimana memperbesar penghasilan saya adalah menjadikan seluruh staff saya berpenghasilan besar. Sekali lagi saya berhasil melampaui fase siapa saja dalam umur yang relatif muda 31 tahun.


   
Sebuah massage BB dari temen saya SMP kembali memberikan perubahan dalam cara pandang kehidupan saya bahwa hidup ini hanyalah fatamorgana apa yang kita kejar selama ini hanyalah semu belaka sesungguhnya hidup ini adalah perputaran peran yang setiap saat kita akan berganti peran sesuai amanah dari Allah SWT, kalau kita diberi peran dan kita berhasil dalam menjalankan peran itu dengan baik maka kita kan diberikan peran yang jauh lebih besar. Kadang orang stress, marah , bunuh diri manakala kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya padahal kalau dipahami lebih jauh bahwa semua itu akan hilang dan akan kita tinggalkan ketika kita menghadap sang maha pencipta Allah SWT. Tidak ada yang kita bawa sedikit pun dan tidak ada yang akan bisa menolong kita dikehidupan kemudian kecuali kita meninggalkan apa yang kita peroleh didunia ini dan dapat bermanfaat bagi orang banyak. Peran inilah yang begitu mengilhami saya, saya begitu sadar bahwa saya diberikan kelebihan-kelebihan yang saya miliki semua itu membuat saya harus lebih bermanfaat untuk banyak orang. Ada dua amanah yang saya sadari saat itu harus saya jalani yaitu sebagai kepala cabang dan sebagai manusia yang diberikan kelebihan baik fisik, otak, maupun harta yang harus saya peruntukkan untuk banyak orang. Fase yang saya sebut " Siapa Saja " .Amanah sebagai kepala cabang adalah amanah yang harus saya pegang dimana seluruh staff saya baik marketing dan maupun back office adalah amanah yang harus saya jalankan dengan baik. Seluruh staff yang ada baik marketing maupun back office haruslah mendapatkan penghasilan yang besar karena mereka semua adalah tulang punggung buat keluarganya masing- masing, amat sangat berdosa bila mereka tidak berhasil dan gagal menjadi tulang punggung bagi keluarganya masing-masing. Tekat saya begitu kuat bahwa semua harus sukses dan semua harus berhasil karena itulah amanah yang diberikan kepada saya, sehingga saya tidak mengenal lelah dan selalu berbuat agar semua yang ada dikantor saya mencapai semua cita-cita yang diinginkan dan yang pasti semua itu butuh kerja keras dan kerja sama.


    Amanah yang tidak kalah penting adalah amanah bahwa saya diberikan berbagai macam kelebihan baik fisik , otak , harta dan kemampuan adalah untuk orang banyak, siapa saja dan dimana saja. Kesadaran itupun mucul ketika saya menyaksikan televisi dalam acara ceramah pagi bersama KH. Yusuf Mansyur. Yang waktu itu membahas MIracle of Giving, satu tema bahwa keajaiban memberi. Saya teringat ,yang disamapaikan beliau waktu itu "  barang siapa memberi satu kebaikan maka Allah akan mambayar dengan sepuluh kebaikan " . Menurut beliau matematika manusia dengan matematika Allah berbeda. Dalam uraiannya satu contoh apabila seseorang berpenghasilan satu juta kalau dia belanjakan 100 ribu untuk kebaikan maka matematika manusia akan mengatakan sisa uangnya adalah 900 ribu , tetapi dalam perspektif matematika Allah 100 ribu akan dibayar oleh Allah 10 kali lipat sehingga akan dibayar oleh Allah menjadi 1 juta , sehingga hasil akhirnya adalah uangnya akan berjumlah  1,9 juta , 900 ribu sisa dari yang diambil 100 ribu dan satu juta bayaran dari Allah, dahsyatnya ketika kita memberi. Tetapi dari lubuk hati yang paling dalam, saya hanya ingin ihklas karena  bentuk syukur saya atas karunia yang diberikan semua kelebihan-kelebihan saya yang diberikan Allah SWT. Saya hanya ingin kehidupan saya lebih berguna buat orang banyak dan saya hanya ingin apa yang saya lakukan dapat bermanfaat buat orang banyak, tidak perduli dia siapa , suku apa , tinggalnya dimana, saya tidak memandang apakah dia jahat ataupun baik terhadap saya. Dalam keadaan seperti ini saya lebih bisa menemukan ketenangan batin dan mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Alhamdulillah sampai saat ini saya diberi amanah 396 anak yatim yang tersebar diberbagai daerah dan wilayah yang menjadi tanggung jawab saya setiap bulannya, hal inilah yang membuat saya terus terpacu dalam bekerja dan berkarya untuk mendapatkan penghasilan yang besar karena saya harus mempunyai penghasilan yang besar untuk kelangsungan hidup mereka. Rasa capek , lelah seakan hilang sirna saat melihat tawa-tawa mereka bisa menikmati kehidupan mereka yang bisa mereka nikmati walaupun tidak bersama orang tua mereka. Sebuah ucapan terima kasih dari pengasuh mereka seakan membuat menangis diri saya haru, mensyukuri betapa nikmat Allah terhadap saya begitu besar diberi kelebihan untuk bisa menyalurkan rejeki Allah kepada mereka melalui tangan saya. Kalau saya bisa pasti anda bisa , semoga anda juga diberikan kelapangan rejeki yang besar untuk bisa hidup menjadi penyambung rejeki Allah untuk mereka yang membutuhkan. Semoga , amin ya rabb. 



Tidak ada komentar: